Kamis, 29 Desember 2011

Makna Bersama Mereka

Mungkin saya salah satu orang yang tidak suka dengan istilah "sahabat". Walaupun banyak orang yang mengartikan bahwa sahabat merupakan sosok yang selalu ada pada saat kita butuh, orang yang mengerti kita, dan merupakan manusia yang melekat di hati kita. Bukannya benci dengan "sahabat", tetapi saya merasakan bahwa istilah sahabat terlalu dalam dan seolah-olah tidak ada orang lain di sekitar kita selain sahabat.
Saya justru lebih suka dan lebih nyaman dengan istilah "teman". Ya, cukup teman saja! Baik itu teman bermain, teman sekolah, teman gosip, teman nongkrong, teman yang tidak sengaja bertemu, teman yang bisa menyimpan beberapa cerita penting, teman yang hanya basa - basi, teman yang suka menraktir kita makan, teman karaoke, teman yang menyebalkan, teman yang membuat kita tertawa, teman berdebat, teman kantor, teman di angkutan umum, teman kos, teman yang lebih tua, teman seumuran, teman yang lebih muda, teman alay, teman gaul, teman mengeluh, teman egois, teman nge-band, teman kencan, teman belanja, teman yang mengerti kita, teman curhat dan banyak lagi teman-teman yang lain.
Coba kalau pendapat saya tentang "teman", Anda ubah sendiri menjadi "sahabat"! Tentu ada beberapa kata  yang tidak pas untuk digabungkan kan?
Saya mempunyai banyak teman dan saya merasa belum pernah memiliki "sahabat". Namun, apapun sebutan kita untuk orang terdekat , tergantung dari bagaimana kita menyikapi kehadiran mereka. Entah mereka datang pada saat ke-egois-an yang mengantarkan mereka menuju ke kita atau bahkan pada saat ego kita sendiri yang memaksa kita harus lari ke mereka.
Serta, apapun yang kita peroleh dari mereka, ada baiknya kita juga memberikan rasa nyaman yang adil walau pun kadang kita melakukannya dengan keadaan terpaksa atau bahkan kita secara iklhas "ada" untuk mereka.
Saya bisa ada dan merasa "ada" karena teman-teman saya!
Salam hangat untuk semua orang yang merasa jadi teman saya.