Rabu, 09 April 2014

Ayo Menyanyi!

Apakah Anda tengah susah? Gelisah? Ataukah hari Anda sedikit melelahkan dan terasa berat dari pagi tadi? Ayo menyanyi! Menyanyi apa saja, genre musik apa saja! Tidak tahu judulnya? Pokok'e nyanyi!

Hal ini sengaja saya tulis karena saya mengingat sesuatu yang sudah saya praktekan secara sadar selama beberapa hari ini. Kalau praktek tidak sadarnya, sudah sejak kecil saya lakukan. Ya, saya menyanyi!

Jujur, saya lupa judulnya -bukunya- tapi saya ingat intinya. Saya membaca tulisan itu malam hari, sadar keesokan harinya, dan lupa itu buku apa. Serius, sampai sekarang saya cari halaman dari beberapa buku inspiratif yang ada di rumah saya, juga tidak ketemu halaman yang saya mau.

Isinya kira-kira begini, 'Jika Anda merasa hari Anda penuh dengan emosi, mungkin Anda lupa kalau hari ini Anda belum bernyanyi!'. Nah, sejak membaca sepenggal kalimat tersebut, setiap pagi saya selalu berusaha mengingat untuk menyanyi.
Sebenarnya saya sudah suka menyanyi sejak kecil. Teriak-teriak di kamar mandi, juga bukan hal baru bagi saya. Tapi benar-benar merasakan efek positifnya yaaa beberapa hari lalu setelah saya membaca kalimat itu. 

Bukan menjadi syarat apakah suara Anda enak, merdu, pitch kontrol tepat, tidak fals atau sumbang. Yang penting kita menyanyi! Karena, -lagi-lagi saya dapatkan dari sebuah penggalan kalimat entah buku yang mana, saya lupa- setiap orang pasti bisa bernyanyi! Tidak harus merdu, yang penting enak untuk didengar diri sendiri. Tanpa butuh penilaian atau latihan untuk kompetisi. Setiap orang pasti bisa menyanyi. Entah satu album, satu lagu, setengah lagu, seperempat lagu, atau bahkan hanya menggumam.

Sadarkah kita, kalau dalam ibadah kita juga melantunkan nayanyian? Saat pujian kita terhadap Tuhan, atau pada saat pengajian dan sebagainya. Kita tidak bisa lepas dari menyanyi!

Berikut saya sadurkan manfaat menyanyi menurut Dr. Hermawan Suryadi dari Klinik Neuropsikiatri dan Revitalisasi, Jakarta, "Menyanyi dan bermain musik dapat memangkas berbagai gejala penyakit. Bisa dipastikan, menyanyi juga dapat mempercepat proses penyembuhan." Manfaat lainnya yaitu:

1. Meningkatkan sistem imun
Sistem imun adalah pertahanan tubuh dalam mencegah berbagai penyakit. Dengan bernyanyi tubuh akan melepaskan kelenjar yang dipercaya dapat meningkatkan sistem imun Anda.
2. Meningkatkan kemampuan otak
Dengan bernyanyi, jumlah oksigen yang masuk cukup berlimpah. Hal ini menyebabkan otak mendapatkan oksigen secara berlimpah sehingga mempengaruhi kondisi dan kemampuan otak.
3. Memperkuat jantung
Dengan bernyanyi, dipercaya akan memperkuat otot sistem jantung. Tak hanya itu, dengan mengolah vokal, penyakit seperti batuk, asma dan bronkitis dapat reda.
4. Memperbaiki postur tubuh
Dengan bernyanyi, otot tulang rusuk, punggung serta perut menjadi lebih kuat dan berpostur lebih baik. Pelatihan otot secara berulang-ulang akan membentuknya menjadi tampak lebih baik.
5. Tampak lebih muda
Tidak percaya dengan bernyanyi dapat membuat wajah Anda tampak lebih muda? Dengan bernyanyi otot wajah Anda akan tertarik. Otot wajah yang tertarik akan membuat wajah tampak muda.
6. Meredakan stres
Suasana yang nyaman dan ceria saat bernyanyi dapat meredakan kondisi stres. Tak hanya itu, perasaan lepas setelah bernyanyi dapat menaikkan rasa percaya diri.

Oleh karena itu, ayo mulai sekarang kita awali hari kita dengan MENYANYI! Anda pasti akan merasakan efek positinya.

Lahirlah Si Coy!

Sabtu, 12Oktober 2013, 10:00 Wib
Ada sesuatu yang aneh di balik celana dalamku. Ada apa? Rasa penasaran membuatku ingin segera ke kamar mandi. Ternyata ada gumpalan bening menyerupai agar-agar, kental. "Ibuuukkkk...!!!", teriakku. Tergopoh-gopoh Ibuku menghampiri ke kamar mandi. "Ya Allah, itu mungkin air ketuban!" Pak, bawa ker rumah sakit saja!".

Sabtu, 12 Oktober 2013, 13:00 Wib
"Masih pembukaan satu Mbak. Tapi memang harus opname", ujar bidan yang memeriksaku setiba dirumah sakit. Tanpa banyak tanya, aku segera menurut saat didorong di atas kursi roda menuju ruang bersalin. "Dokternya baru datang jam 3. Diinfus dulu ya Mbak", aku menurut, lagi.

Sabtu, 12 Oktober 2013, 15:00 Wib
"Masih satu Mbak!". "Tapi airnya merembes terus Dok!", jawabku cepat. "Mau dirangsang? Biar anaknya cepat keluar", tawarnya. "Boleh!", jawabku cepat, lagi. Kenapa aku begitu cepat menjawab? Karena Bapak pesan , 'nurut aja apa kata dokter atau bidannya. Semua yang terbaik demi Mbak tentunya'.
"Saya masukin perangsangnya ya Mbak?", senyum ramah bidan kala itu menentramkan. "Boleh. Tapi sakit gak Sus?", tanyaku. Tak ada jawaban, cuma senyuman saja dari bidan cantik.
Beberapa menit berlalu, tak ada reaksi. "Kok gak ada reaksinya Mbak? Emang gak sakit ya?", tanyaku, lagi. Jawaban yang kuterima hanya senyuman, lagi. Oke, aku sabaaarrr!!!

Sabtu, 12 Oktober 2013, 16:00 Wib
Ada sesuatu yang aneh di bagian pinggul. Semacam nyeri atau apa ya, aku sulit menjelaskan. Tapi bisa dikategorikan sebagai 'sakit'. Semakin kesini, semakin nyeri. Masih bisa ditahan memang. Menuju ke arah jarum jam berikutnya, aku merasakan nyeri hebat di bagian pinggul menuju -maaf- anus. Luar biasa! Sakit ini seperti mulas dan dipukul pakai martil. Kugigit bibir, masih bisa kutahan. Setelahnya aku merasa lelap dan seperti mimpi.
Sampai pukul lima sore, bidan mengatakan, "Masih buka tiga. Sabar ya Mbak!". "Sakit..", jawabku merintih.

Sabtu, 12 Oktober 2013, 19:00 Wib
Nyeri semakin hebat! Setelahnya, kantuk juga semakin merayap. Nyeeeng....., nyeri itu datang lagi! "Sabar, memang gitu orang mau melahirkan!", Ibuku setia menemani. Aku tidak tahan. Pengen pindah menghadap timur, jongkok, balik ke barat, duduk, miring kiri, balik kanan, njenthit, tiduran lagi! Ibu dengan sabarnya mengikuti arah tanganku yang diinfus. Ada keinginan lebih baik caesar saja! Masih bukaan limaaaaa...ooohh!

Sabtu, 12 Oktober 2013, 20:30 Wib
"Buka enam-tujuh Mbak!". Ooh, masih belum sepuluh. Kapan Ya Allahhh...??? Nyerinya luar biasaaaa!!!
"Mbak...ayoo..saya sudah gak kuaaaattt!!!", teriakku. "Kalau belum terlalu mulas, sabar dulu Mbak. Tarik nafas panjang!". Ah..nasihat yang sudah kudengar berulang-ulang sejak aku bukaan tiga tadi. "Sekarang aja Mbak.....!!!!", teriakku, lagi. Setelahnya kulihat beberapa bidan yang bertugas mulai melakukan persiapan.
"Oke Mbak, kita mulai. Kalau mulas, baru mengejan diawali tarik nafas melalui hidung dibuang melalui mulut!", arahan pertama.
"Ayo Mbak, keluarkan tenaganya!", arahan kedua.
"Semangat Mbak!", arahan dari bidan lain.
"Ayo mengejan Mbak, kasian anaknya!".
"Itu sudah kelihatan rambutnya!". Huft..huft..huft.. Aku sudah tidak kuat. Tidak ada rasa kalau akan keluar jabang bayi dari jalan lahirku.
"Ayo Mbak saya bantu dorong!", didorongnya perutku dari samping. "Yang kuat Mbak! Kasian bayinya!".Ah, dikiranya hanya seperti meludah saja. Kalian tidak kasian aku yang sudah kehabisan tenaga ini, pekikku dalam hati yang tak bisa keluar dari mulut.
"Ayo Mbak, kepalanya terlihat!". Serta merta kulihat ada bidan lain naik ke kasurku dan langsung mendorong perutku. "Ayoooo,,aku mulas!", teriakku tak kalah semangat.
Setelah perjuangan panjang, akhirnya... Aaargghhhh.....!!!!

Sabtu, 12 Oktober 2013, 22:05 Wib
Bbrrullll,, keluar sesuatu dari jalan lahirku. Anakku! Ya Allah, akhirnya! Seneng, capek, terharu, letih, bangga, lemas, semua ngumpul jadi satu. Tapi...kudengar Ibukku berteriak 'Ya Allah, ayo bangun Dek! Nangis Dek! Nafas Dek!'. Ada apa ini? Apa yang terjadi? kusempatkan melongok di sela pahaku. Ya Allah anakku biru, pucat. Ditepuk kaki dan pantatnya berulang-ulang oleh bidan secara bergantian dibantu oleh Ibukku yang terus menangis. Adikku yang menemani persalinanku juga tak kalah banyak mengeluarkan air mata. Tuhaaan...ada apa ini? Hanya aku yang terlihat tidak panik, tapi pahaku bergetar. Mata kering dan tidak ada sisa untuk sedih apalagi menangis. Aku lupa semua doa, yang kuingat hanya 'Ya Allah, kenapa?'.
Bidan memasukkan dua selang ke mulut anakku, memasukkan selang oksigen ke hidungnya. Semua berdoa, berwajah cemas, dan khawatir. Hanya aku yang kaku, masih dengan paha bergetar!
Beberapa menit kemudian terdengar bunyi 'huuek' dilanjutkan dengan percakapan, "Kok keluar darah Mbak?", "Iya Buk, darahnya harus keluar", dan 'hhhooooaaa,,hmm..hmm..hoooeeekkkk', suara tangisan Ya Allah. Legaaa, menyelimuti semua wajah yang berada di ruangan itu. Tak ada lagi tegang.
"Harus diobservasi dokter dulu Mbak. Adzannya nanti dulu ya!", senyum bidan yang lagi-lagi menyejukkan.
Selang sekitar sepuluh menit kemudian, muncul dokter dan bidan menggendong bayi laki-laki ganteng, sehat, dan luar biasa dari ruang observasi.
Ya Allah, anugerah itu ada! Dari segala bentuk perjuanganku, kesabaran Ibukku, ketabahan Ayahku, tangisan Adikku, doa suamiku, kekhawatiran mertuaku, tidak peduli duapuluh jahitan, infus dua ampul, maka lahirlah Si Coy!

Lof My Athaya Davana Vigili