Selasa, 24 Februari 2015

MengAKUkan

Saya tidak tahu apa penyebabnya, apa pula masalahnya. Yang jelas, saya merasa kurang nyaman beberapa hari terakhir. Entah itu waktu saya yang kurang pas, suasana yang kurang oke, orang sekitar yang garing, atau mungkin badan saya yang enggan menerima keadaan.
Sampai saat ini saya masih belum menemukan jawaban. 
Pertama, saya akan jelaskan perasaan saya. Saya merasa jenuh dan kadang ada ngilu di hati. Saya merasa leingkuangan tidak mendukung saya walau saya juga -merasa- sudah mati-matian untuk melakukan sesuatu. Manusia normal membutuhkan pengAKUan kan? Nah, saya merasa belum mendapatkan itu. Saya -merasa- apa yang saya lakukan, mendapat tanggapan yang lempeng-lempeng aja. bahkan cenderung datar menuju tiarap. Terbukti saya mendapat bukti ketidakadilan di akhir bulan. Mengingat itu semua, ngilu itu datang lagi. Aapa ini yang disebut penyakit hati?
Kedua. Setelah saya berkonsultasi dengan psikolong merangkap psikiater pribadi- suami- saya, saya mendapati kalau saya ini ternyata tergolong manusia yang BELUM siap menerima berbagai macam kondisi. Kita selalu berharap sesuatu yang baik-baik saja kan? Nah, itu yang belum saya temukan klik-nya. Saya yang selalu mengahrap hal yang positif, kenyataannya harus menerima kebalikannya. Dan, saya belum siap itu.
Ketiga. Setelah melakukan perenungan bertaburkan air mata, diam, dan diskusi panjang lebar, saya ternyata termasuk manusia yang KURANG bersyukur. Nah, lho! Sampai saya sadari kalau saya selalu merasa kuuuurrrraaaaanggg aja. Kurang sabar. Kurang menerima. Kurang berusaha. Kurang yakin. Kurang khusyuk. Kurang ikhlas. Kurang. Kurang. Kurang lagi.

Akhirnya. Saya sekarang BERUSAHA menjadi manusia yang sebisa mungkin mengAKUi keberadaan saya sendiri. Eksistensi untuk saya sengaja saya tumbuhkan dari diri saya terlebih dahulu.
Akhirnya. Saya HARUS siap mengahadapi kondisi apa pun. Karena saya yakin kondisi yang digariskan Tuhan adalah yang terbaik untuk saya.
Akhirnya. Saya merasa LEBIH bersyukur atas apa yang sudah saya daptkan selama ini. Karena saya yakin, apa yang saya miliki, nikmati, dan dapatkan, belum tentu diperoleh oleh lainnya.
So, baiklah. Saya akan bisa dan mampu menjadi AKU.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar