Jumat, 04 Agustus 2017

Mencintai Buku (Part #1 Membaca)


Saya seorang Ibu dari bocah laki-laki yang biasa dipanggil Kak Coy dan tengah mengandung delapan bulan. Selama ini saya aktif mengajar di sebuah sekolah di bawah Yayasan Astra Agro Lestari.
Selain mengajar, sebenarnya saya yang memang suka dengan dunia anak, saya juga menggemari rutinitas membaca dan menulis. Kedua hal yang menjadi kegemaran saya itu, kadang menjadi hal yang meresahkan bagi keluarga saya.
Kali ini, saya akan bercerita tentang membaca terlebih dahulu.
Dulu waktu masih usia sekolah, setiap malam Ayah saya yang selalu membereskan semua buku saya yang berantakan. Hobi membaca novel dan cerita fiksi lain, membuat orang tua saya sedikit khawatir. Takut kalau saya lebih memilih membaca buku cerita ketimbang buku pelajaran. Meskipun untuk membaca sendiri merupakan ‘paksaan’ dari Ibu saya dan turunan langsung dari Ayah, tetapi kebiasaan saya yang kerap memaksaakan diri membaca di bawah temaram dan terlentang, membuat kedua orang tua saya terus-menerus menegur. Intinya, membaca sih boleh. Asal buku pelajaran (yang dominan dibaca), di bawah terang lampu, dan posisi duduk yang benar.
Tapi apalah daya, kalau sudah PW (Posisi Wenak) dengan kondisi  abnormal, semua teguran itu seolah angin lalu. Orang tua khawatir dengan jam tidur saya yang acak adul, kesehatan mata saya, dan Ayah yang kadang ngomel harus memunguti beberapa buku saya yang jatuh di kolong tempat tidur.
Sejak kecil saya sudah ‘didoktrin’ untuk suka membaca, terutama oleh Ibu saya. Paksaan yang membawa berkah sih. Saat kelas lima SD, saya membuka perpustakaan mini di rumah. Difasilitasi dengan rak plastik bersusun, beberapa koleksi buku, komik anak, dan majalah, saya pajang di sana. Saya memberlakukan sistem penyewaan. Maklum, naluri mata duitan masih kental. Haha. Rp.50,- per buku jangka waktu satu minggu. Itu di tahun 1997-1998. Usaha saya kurang berhasil. Karena minat baca teman-teman saya sungguh menyedihkan. Mereka cenderung lebih senang bermain di sungai atau melakukan permainan lainnya.
Akhirnya saya siasati dengan membawa beberapa majalah ke pojok lapangan menggunakan sepeda. Saya ajak beberapa teman untuk membaca. Gratis tanpa dipungut biaya! Hasilnya kurang lebih sama dengan pengalaman sebelumnya. Teman-teman saya hanya banyak berkomentar tentang gambar, bukan isi bacaannya. Sedih lah saya.
Sudahlah, saya tidak akan memaksa. Toh selera dan kebutuhan setiap orang berbeda. Saya kembali ke dunia bacaan saya dan teman-teman kembali ke habitatnya.
Ada satu kejadian lucu yang terjadi antara saya dan buku. Saking cintanya saya terhadap buku, waktu rak buku di rumah kami terkena tempias hujan alias kebocoran, saya nangis parah seperti kehilangan apaaaa gitu! Ayah saya dengan setia menjemur buku saya, telaten menguliti satu persatu, dan berjanji akan mencarikan rak buku yang lebih baik.
Tahukah Anda, kejadian rak buku kebocoran itu saat  saya usia berapa? Dua puluh enam tahun dan sudah memiliki satu anak! Tapi saya nangisnya sudah seperti putus cinta,merana ditinggal kekasih. Haha, terlalu lebay apa alay? Tak apa lah.
Setelahnya, banyak sekali kejadian yang berhubungan dengan buku dan memancing emosi saya. Saking cintanya saya terhadap buku, saya sungguh tidak rela kalau buku yang dipinjam oleh teman ternyata tidak kembali alias hilang bin raib atau kembali tapi dengan kondisi yang sudah berantakan. Di situ naluri saya untuk melindungi buku merasa terusik.
Saya tidak mungkin ngomel-ngomel seperti emak-emak yang syok mendengar harga cabe naik. Tapi saya menandai nama mereka yang telah menghilangkan dan merusak buku saya. Blacklist! Nama mereka saya coret otomatis dari dunia pinjam-meminjam buku. 
Saya tidak suka buku terlipat halamannya, penuh corat-coret tidak jelas (karena kalau ada kosakata baru, saya mencatat di buku lain), atau  kadang gerah jika ada oknum yanag tidak menghormati buku (berserakan, seolah tidak dihiraukan).
Oleh karena itu, saya akan menyimpan baik-baik buku saya, selektif dalam memilih peminjam, feedback/refleksi cerita dengan orang yang sudah meminjam buku saya, dan mencoba menularkan kesukaan saya terhadap sesama untuk mencintai buku. Selain itu, saya ingin punya perpustakaan sendiri yang lengkap dan besar di rumah saya!!!!!
Books, I love you!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar