Saya seorang Ibu dari bocah
laki-laki yang biasa dipanggil Kak Coy dan tengah mengandung delapan bulan.
Selama ini saya aktif mengajar di sebuah sekolah di bawah Yayasan Astra Agro
Lestari.
Selain mengajar, sebenarnya saya
yang memang suka dengan dunia anak, saya juga menggemari rutinitas membaca dan
menulis. Kedua hal yang menjadi kegemaran saya itu, kadang menjadi hal yang
meresahkan bagi keluarga saya.
Kali ini, saya akan bercerita
tentang membaca terlebih dahulu.
Dulu waktu masih usia sekolah, setiap
malam Ayah saya yang selalu membereskan semua buku saya yang berantakan. Hobi
membaca novel dan cerita fiksi lain, membuat orang tua saya sedikit khawatir.
Takut kalau saya lebih memilih membaca buku cerita ketimbang buku pelajaran.
Meskipun untuk membaca sendiri merupakan ‘paksaan’ dari Ibu saya dan turunan
langsung dari Ayah, tetapi kebiasaan saya yang kerap memaksaakan diri membaca
di bawah temaram dan terlentang, membuat kedua orang tua saya terus-menerus
menegur. Intinya, membaca sih boleh.
Asal buku pelajaran (yang dominan dibaca), di bawah terang lampu, dan posisi
duduk yang benar.
Tapi apalah daya, kalau sudah PW
(Posisi Wenak) dengan kondisi abnormal,
semua teguran itu seolah angin lalu. Orang tua khawatir dengan jam tidur saya
yang acak adul, kesehatan mata saya, dan Ayah yang kadang ngomel harus
memunguti beberapa buku saya yang jatuh di kolong tempat tidur.
Sejak kecil saya sudah
‘didoktrin’ untuk suka membaca, terutama oleh Ibu saya. Paksaan yang membawa
berkah sih. Saat kelas lima SD, saya
membuka perpustakaan mini di rumah. Difasilitasi dengan rak plastik bersusun,
beberapa koleksi buku, komik anak, dan majalah, saya pajang di sana. Saya
memberlakukan sistem penyewaan. Maklum, naluri mata duitan masih kental. Haha.
Rp.50,- per buku jangka waktu satu minggu. Itu di tahun 1997-1998. Usaha saya
kurang berhasil. Karena minat baca teman-teman saya sungguh menyedihkan. Mereka
cenderung lebih senang bermain di sungai atau melakukan permainan lainnya.
Akhirnya saya siasati dengan
membawa beberapa majalah ke pojok lapangan menggunakan sepeda. Saya ajak
beberapa teman untuk membaca. Gratis tanpa dipungut biaya! Hasilnya kurang
lebih sama dengan pengalaman sebelumnya. Teman-teman saya hanya banyak
berkomentar tentang gambar, bukan isi bacaannya. Sedih lah saya.
Sudahlah, saya tidak akan
memaksa. Toh selera dan kebutuhan
setiap orang berbeda. Saya kembali ke dunia bacaan saya dan teman-teman kembali
ke habitatnya.
Ada satu kejadian lucu yang
terjadi antara saya dan buku. Saking cintanya saya terhadap buku, waktu rak
buku di rumah kami terkena tempias hujan alias kebocoran, saya nangis parah
seperti kehilangan apaaaa gitu! Ayah saya dengan setia menjemur buku saya, telaten
menguliti satu persatu, dan berjanji akan mencarikan rak buku yang lebih baik.
Tahukah Anda, kejadian rak buku
kebocoran itu saat saya usia berapa? Dua
puluh enam tahun dan sudah memiliki satu anak! Tapi saya nangisnya sudah
seperti putus cinta,merana ditinggal kekasih. Haha, terlalu lebay apa alay? Tak apa lah.
Setelahnya, banyak sekali
kejadian yang berhubungan dengan buku dan memancing emosi saya. Saking cintanya
saya terhadap buku, saya sungguh tidak rela kalau buku yang dipinjam oleh teman
ternyata tidak kembali alias hilang bin raib atau kembali tapi dengan kondisi
yang sudah berantakan. Di situ naluri saya untuk melindungi buku merasa
terusik.
Saya tidak mungkin ngomel-ngomel
seperti emak-emak yang syok mendengar harga cabe naik. Tapi saya menandai nama
mereka yang telah menghilangkan dan merusak buku saya. Blacklist! Nama mereka saya coret otomatis dari dunia
pinjam-meminjam buku.
Saya tidak suka buku terlipat
halamannya, penuh corat-coret tidak jelas (karena kalau ada kosakata baru, saya
mencatat di buku lain), atau kadang
gerah jika ada oknum yanag tidak menghormati buku (berserakan, seolah tidak
dihiraukan).
Oleh karena itu, saya akan
menyimpan baik-baik buku saya, selektif dalam memilih peminjam, feedback/refleksi cerita dengan orang
yang sudah meminjam buku saya, dan mencoba menularkan kesukaan saya terhadap
sesama untuk mencintai buku. Selain itu, saya ingin punya perpustakaan sendiri
yang lengkap dan besar di rumah saya!!!!!
Books, I love you!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar