Cerita pagi
yang setiap hari selalu membuat hati saya luluh lantak. Apa pasal? Melewati
masa cuti tiga bulan, sengaja saya manfaatkan untuk full time dengan Kakak. Selama ini kami hanya bertemu sore sampai
malam hari. Sisanya, Kakak bersama pengasuhnya. Oleh karena itu, saya
benar-benar ingin menghabiskan waktu dua puluh empat jam dengan Kakak.
Selain untuk
menebus kebersamaan yang hilang selama ini, saya ingin melihat langsung
perkembangan dan ‘mendekatkan’ diri secara lahir batin dengan Kakak. Saya bisa
menikmati moment dimana Kakak molet
baru bangun sampai harus marah-marah saat malam menyuruhnya untuk tidur.
Hasilnya bisa
saya lihat, Kakak nampak senang bukan kepalang. Ceria terus! Nah, ini yang
membuat saya semakin ciiintaaaaa….Setiap baru bangun, Kakak pasti langsung
bilang,”Ma…peluk!”.
Ya,otomatis
saya peluk dia dan cium kening meskipun masih bau apek dan (maaf) iler. Haha.
Tak masalah! Di situ istimewanya. Selama ini saat sore bertemu dengannya, kondisi
Kakak sudah bau keringat dan matahari selepas main seharian. Jadi, aroma bangun
tidur yang khas itu sungguh-sungguh saya nikmati.
Kalimat kedua
yang diucapkan Kakak setelahnya (yang membuat saya tambah klepek-klepek)
adalah, “Kakak sayang sama Mama!”.
Ah, senyum mentari dan cahya rembulan mah
lewaaaat! Saya dengan cepat menjawab, “Mama
juga sayang Kakak.” Hati saya bermekaran, mengalahkan mekarnya bunga Asoka
di depan rumah. Haha.
Setelah saya
memandikan dan mengganti bajunya, selalu Kakak meminta untuk dicium dan tak
lupa ia berujar, “I Love You, Ma! Adek juga.” (sembari mencium perut saya yang
buncit). Tanpa pikir panjang saya jawab, “Love You, too!”
Tiga kalimat
ajaib yang terlontar dari bocah polos ini membuat saya menjadi seorang Mama
yang luar biasa. Bagaimana tidak? Saya yang selama ini memang hanya separuh
hari bertemu dengannya, langsung merasa utuh setelah setiap hari mendengar
kalimat-kalimat yang luar biasa hebat itu.
Nah, untuk
semua Mama di dunia ini, sudahkah bilang
I Love You hari ini pada buah
hati tercinta? Meskipun hati saya senang bukan kepalang mendengar apa yang
diucapkan Kakak, tapi saya merasa kecolongan. Karena selalu Kakak yang
mendahului mengucapkan kalimat romantis kepada saya, bukan saya duluan. Oleh
karenanya, Anda semua sebaiknya memulai ya! Lebih baik terlambat daripada tidak
sama sekali. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar