Senin, 16 Januari 2012

OBSESI_Fiksi

Kalau saja bisa diumpamakan, kamu seperti jailangkung. Datang secara tiba – tiba dan kaburnya pun tanpa permisi. Jika boleh diibaratkan, kamu seperti ibu – ibu hamil muda yang lagi ngidam. Minta ketemu hari ini, aku harus segera datang dan kamu akan cuek saja kalau giliran aku yang ingin melepas rindu. Sepertinya kamu juga cocok jika disamakan dengan siklus datang bulan. Telat sehari, bikin khawatir. Tapi sekali datang bikin nyeri, bahkan bikin nyesek dan ingin melempar kamu jauh – jauh di seberang laut, mengubur kamu dalam – dalam ke tanah kapur, menendang sampai ke dasar jurang, membius kamu dengan suntikan yang biasa dipakai dokter untuk membius pasiennya, atau bahkan ingin melenyapkan kamu dengan obat anti serangga yang biasa aku beli di mini market.
Kamu membuat segala bentuk konsentrasiku berantakan. Aku bingung harus berbuat apa pada saat namamu tiba – tiba muncul di layar handphoneku, yang artinya kamu lagi kangen atau butuh aku. Tidak ada kuasa untuk menolak atau mengabaikan panggilanmu. Mencoba cuek, percuma. Mencoba tidak mendengar, tidak mungkin sekali. Mencoba mematikan handphone, jelas suatu hal yang sangat mustahil. Alhasil aku harus kembali mendengar suaramu yang serak dan ngangeni itu. Obrolan bergulir, menyenangkan dan pasti membuat aku deg – degan. Namun endingnya, kamu selalu membuatku jengkel pada saat kamu cerita tentang perempuan lain yang biasa kamu sebut pacar, istri, belahan jiwa, pasangan hidupmu, atau apalah sebutannya. Sudah pasti aku tidak peduli dengan perempuan – perempuan itu.
Aku cuma ingin ada kamu dan aku di setiap obrolan kita. Tidak ada orang lain, tidak ada perempuan atau laki – laki lain pada saat kita menghabiskan dua jam kita di sambungan telepon. Aku sangat tidak peduli dengan kisah cintamu dengan wanita lain selain aku! Sungguh – sungguh dan sangat – sangat tidak peduli sama sekali. Apa kamu tidak sadar, pada saat kita ngobrol, perutku selalu melilit, keringat sebesar biji jagung keluar dari seluruh pori – poriku, dan aku harus berusaha bersahabat dengan minyak kayu putih? Karena setiap kata, ucapan dan gelak tawamu sangat pas kena hatiku. Benar – benar tersiksa jika aku harus terus- terusan berhadapan denganmu yang datang secara menyakitkan dan pergi meninggalkan goresan.
Jika boleh berkata jujur, aku sangat butuh kamu sebagai pelampiasan raga yang kosong tanpa sandaran. Jiwaku sebenarnya tidak butuh kehadiranmu karena kamu tetap terletak di sudut itu. Tidak akan ada yang merubah posisimu, akan tetap di pojok. Kadang – kadang saja aku toleh, tapi sebagian besar akan kubiarkan saja. Walaupun kamu berada di pojok, sebenarnya aku sudah merasa berhenti di kamu dan segala cerita yang pernah ada tak akan tergantikan dengan apa pun.
Setelah apa yang aku rasakan dan tersiksanya aku atas sikapmu, aku pikir tidak ada obat yang mujarab untuk memoles luka itu dan yang pasti aku akan berusaha tak mau  ingat semua itu. Sudah barang tentu akan akan menghindari lubang yang sama untuk kedua kalinya. Karena jika aku menghabiskan sisa hidupku yang memikirkan pojokan hati, aku akan sakit dan kamu akan terus menerus membicarakan perempuan – perempuan itu. Sudah cukup disini dan aku memang harus pergi setelah kita sedikit bermain – main denga hati kita masing – masing.
Tetapi rasanya sekarang sudah saatnya aku ingin mengajak kamu untuk bermain – main. Pola permainan yang sengaja aku ciptakan khusus untuk kamu.  Akan kujadikan kamu korban dalam permainanku kali ini. Aku ingin kamu merasakan betapa tersiksanya perasaan yang setiap malam memikirkan seseorang yang tidak kunjung mengerti perasaanmu. Aku ingin kamu berpikir dengan keras sampai mengerutkan kening dalam – dalam dan merasakan betapa butuhnya kamu padaku. Aku juga ingin kamu harus melewatkan malam – malammu berlalu begitu saja hanya karena memikirkan aku. Sudah pasti aku juga  ingin ada aku yang menghantui mimpi – mipimu setiap malam.
Jika semua sudah berhasil, akau akan membiarkan kamu melakukan apa pun. Sebebasmu! Aku sudah pasti tidak akan menggagumu, sedikit pun. Aku akan pergi jauh dan tidak akan menoleh lagi.

          Phy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar