Rabu, 11 Januari 2012

Seberapa Penting Mereka (Kita) untuk Kita (Mereka) ?

Salah satu dari Adik kos saya tiba-tiba saja masuk ke chat fesbuk saya. Malu-malu untuk curhat ke saya, katanya sedang dilema karena pacar dari sahabatnya sedang pedekate ke dia. Dilema dong? Iya pasti. Takut dikira temen makan temen atau menusuk dari belakang. Setelah saya dengarkan semua permasalahannya, saya akhirnya memberi saran untuk jangan terlalu cepat masuk ke kehidupan pasangan yang sedang bermasalah tersebut (sahabat dan pacarnya). Adik kos saya akhirnya berusaha menentukan sikap. Tapi yang jelas akhirnya mereka sekarang sedikit demi sedikit mulai jalan bareng (Adik kos saya dan pacar sahabatnya itu). Selama itu membuat nyaman kedua belah pihak, why not? Toh, tidak ada yang dirugikan dalam hal ini, termasuk saya.

Beberapa waktu kemudian, kami (saya dan Adik kos) sempat ngobrol tentang keberlangsungan kehidupan percintaannya. Pada akhirnya saya ikut berpikir untuk bagaimana caranya agar kita (mereka) tahu bahwa seberapa pentingkah keberadaan kita (mereka) untuk kehidupan mereka (kita).
*Mengapa saya gunakan kita (mereka) dan mereka (kita)? Karena bisa jadi kita berada di posisi mereka.
Nah, ada beberapa cara yang saya temukan untuk menilai apakah kita (mereka) penting untuk mereka (kita), yaitu:
1. Peduli
    Seberapa peduli mereka (kita) ke kita (mereka)  melihat hal sepele dalam kehidupan kita (mereka). Contohnya, seberapa peduli mereka (kita) akan potongan rambut kita (mereka), kostum kita (mereka) yang tidak oke atau potongan kuku jari kaki kita (mereka). Bentuk kepedulian ini juga harus kita (mereka) jaga ke-konsistensi-nya sampai kita (mereka) menjalin hubungan yang lama dengan mereka (kita).
2. Nama di Phonebook
    Kalau kita (mereka) adalah orang penting bagi mereka (kita), bisa dipastikan nama kita (mereka) tidak standar dalam contact-nya. Beberapa contoh yang saya temukan, kita (mereka) akan memberi nama mereka (kita) dengan sebutan "My Lovely", "Sayangku", "My Beb", dan sejenisnya. Bahkan ada yang kepedean memberi nama pasangan, walau belum terikat pernikahan, dengan nama "My Husband dan My Wife". Ada juga yang alay memberi nama pacarnya dengan sebutan "My Muachz", "Chuyunk" atau "Cintakkuuhhh". Aneh memang! Tapi tak apa, itu jauh lebih baik daripada kita (mereka) memberi nama pasangan kita (mereka) dengan nama yang standar saja. Contoh, ada teman saya yang ternyata tidak begitu menganggap penting pacarnya, dia hanya memberi nama "Vonny" -nama disamarkan, karena dapat menyinggung beberapa pihak-. Bahkan ada teman saya yang sengaja menyamarkan nama pasangannya dengan nama "Vety" dimana nama asli dari pacarnya adalah "Joko"-nama kembali disamarkan, karena dapat menyinggung beberapa pihak-. Nah, sekarang kita (mereka) bisa cek, siapa nama kita (mereka) di contact mereka (kita)!
3. Komunitas
    Seseorang yang mau menerima kita (mereka) apa adanya adalah mereka (kita) yang mau masuk ke kehidupan dan komunitas kita (mereka) dengan sukarela dan merasakan kenyamanan diantara teman - teman kita (mereka). Memang ada beberapa orang yang hanya awalnya saja mau masuk ke komunitas kita (mereka) hanya karena ingin menghargai kita (mereka) dan berakhir dengan ogah untuk bertemu dengan teman-teman kita (mereka) lagi. Nah, ini juga perlu dipertanyakan.

Sementara hanya 3 (tiga) ini yang saya sarankan kepada temans untuk menge-cek seberapa penting keberadaan kita (mereka) untuk mereka (kita).
Selamat melakukan investigasi ke pasangan temans masing-masing!
:)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar