Rabu, 18 Januari 2012

Ini Semua Manusiawi_Fiksi_

Pasti ada jalan keluar dari semua ini. Tidak ada yang perlu ditakutkan. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Semua pasti akan baik-baik saja. Berulang kali Rasya harus meyakinkan dirinya bahwa semua masalah ini akan segera berakhir dan hanya akan meninggalkan bekas saja. Sudah berusaha keras juga, tetapi masih saja tidak hilang begitu saja. Ini pasti semua gara-gara Tino, pikir Rasya. Si Tino cowok brengsek yang sudah menghancurkan hubungannya dengan Fadli, pacar Rasya. Tino selalu membuat Rasya ketergantungan untuk bisa memiliki hubungan yang tidak jelas. Tino yang selalu memberikan ilmu bagaimana cara berselingkuh dengan baik dan benar, tentunya juga biar tidak ketahuan. Tino pula yang memberi ide tempat aman untuk melakukan perselingkuhan. “Di dalam kamar dan lampu harus dimatikan!”, katanya waktu itu.
Setelah merasa ilmu yang dipelajari sudah cukup, Tino melepas Rasya untuk bisa berkembang melanjutkan perselingkuhan dengan pria lain, walaupun Rasya harus menggadaikan hubungannya dengan Fadli. Rasya sudah merasa tidak mampu lagi untuk hidup dengan satu pria. Rasya butuh dua atau tiga, kalaupun empat berarti ilmu yang diajarkan Tino sudah benar-benar merasuk.
Saat ini, ternyata ilmu yang diwariskan Tino sudah tidak mujarab lagi. Terbukti Rangga yang baru berkencan dua hari dengan Rasya, sekarang sudah melarikan diri dan tidak mau meneruskan hubungan “professional” ini. Rasya kelimpungan! Tidak mungkin untuk meminta resep lagi pada Tino. Dia sudah fokus ke perempuan-perempuannya, dan Rasya hanya salah satu dari kelinci percobaanya. Gengsi kalau masih harus bertanya pada Tino! Pikir Rasya.
Rangga benar-benar pria yang mampu mematahkan jampi-jampi perselingkuhan Rasya. Apa mungkin pada saat kencan, Rangga tidak mematikan lampu kamarnya dan itu menjadi salah satu sebab kenapa hubungan “professional” ini berakhir? Padahal Rama dan Wisnu tidak harus mematikan lampu kamarnya berhasil dicampakkan Rasya begitu saja. Tetapi ini berbeda dengan Rangga??? Rasya benar-benar jatuh bangun memikirkan cara bagaimana agar Rangga harus bisa dicampakkan, bukan Rasya yang harus dibuang. Rasya ingin mati saja pada saat Rangga bilang “aku tidak mau masuk di kehidupanmu!”. Jadi, ilmu dari Tino sudah memang benar-benar tidak manjur lagi dan Rasya harus kembali ke Tino untuk memperbaharui ilmu lagi. Hey Tino, dimana kamu???

* Oke temans, adakah diantara teman bertanya mengapa saya terus menerus menulis tentang perselingkuhan? Mungkin ada yang menebak kalau itu pengalaman pribadi atau saya adalah seorang pendengar yang baik? Tidak, saya bukanlah pendengar yang baik. Daya tangkap telinga saya sangat jauh di bawah kelelawar yang memiliki kekuatan dengar 3.000 Hz – 120.000 Hz. Apa pun tanggapan temans tentang tulisan saya yang berkaitan dengan mendua, yang jelas saya begitu menghayati, dan saya merasa baik-baik saja. J
Nyatanya, secara kebetulan, saya tadi malah menemukan artikel yang berkaitan dengan perselingkuhan. Dimana intinya bahwa tidak hanya pria saja yang berhak mendapat cap playboy. Perempuan juga mempunyai kans lebih besar untuk berselingkuh dan mampu menyembunyikan perselingkuhannya dengan rapi, baik dan benar. Hal ini dikarenakan perempuan punya naluri untuk tidak mau menyakiti perasaan orang lain dan berusaha untuk setenang mungkin mengendalikan keadaan se-normal-normal-nya.
Nah, ternyata kegiatan mendua tidak hanya terjadi pada hubungan yang bermasalah lho! Terbukti Rasya yang memiliki hubungan oke dengan Fadli, malah kelimpungan untuk mencari lelaki lain. Apa sebabnya? Kalau pria melakukan adegan perselingkuhan karena memang naluri untuk “melampiaskan” nafsu –lebih mudah tergoda melihat perempuan lain yang cantik-, perempuan ternyata lebih mengedepankan “perasaan nyaman” yang berakibat pada “selalu jatuh cinta lagi” pada selingkuhannya, walaupun sudah memiliki hubungan yang sehat dengan pacarnya. Ini dikarenakan perempuan cenderung lebih suka diperhatikan, dimanja, disanjung, dan dianggap penting oleh teman pria –baca:selingkuhan-, karena yang “mampu” melakukan itu semua ya itu tadi, selingkuhan. Dengan cacatan, berani selingkuh, berani membuang waktu untuk memikirkan gombalan. Hehe…
Sekarang, berhati-hatilah dengan hubungan temans yang sehat-sehat saja. Bukannya mendoakan, tetapi bahaya laten itu memang ada! So, waspadalah, waspadalah! –Nada Bang Napi-.
Semangat temans!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar